Liputan6.com, Jakarta- Penipuan online semakin marak di era digital. Pelaku, atau scammer, terus berinovasi dengan modus baru untuk mencuri data pribadi dan uang korban.
Modus penipuan beragam, mulai dari phishing yang menyamar sebagai lembaga resmi hingga penipuan jual beli online. Korban bisa siapa saja, baik pembeli maupun penjual. Kerugian tak hanya finansial, tetapi juga mencakup pencurian identitas dan trauma psikologis. Memahami modus operandi dan cara pencegahannya sangat penting untuk melindungi diri dan aset digital.
Dengan meningkatnya transaksi online, penting untuk waspada dan mengenali tanda-tanda penipuan. Kejahatan siber ini merugikan banyak orang, dan pengetahuan tentang cara mencegahnya merupakan perisai utama dalam dunia digital yang penuh risiko. Mari kita telusuri lebih dalam berbagai modus penipuan dan strategi pencegahannya.
Ciri-ciri Scammer yang Perlu Diwaspadai
Situs web atau email yang mencurigakan seringkali menjadi ciri khas scammer. Perhatikan alamat email atau URL yang tidak resmi, tata bahasa yang buruk, dan permintaan informasi pribadi yang tidak wajar. Jangan mudah tergiur iming-iming keuntungan besar atau hadiah yang tidak masuk akal, karena itu bisa jadi jebakan.
Scammer seringkali menggunakan manipulasi psikologis untuk menekan korban agar segera bertindak. Tekanan waktu dan ancaman seringkali menjadi senjata mereka. Jika merasa diburu-buru atau tertekan, lebih baik berhenti dan berpikir jernih sebelum mengambil keputusan.
Kecepatan dan efisiensi dalam komunikasi juga menjadi ciri khas scammer. Mereka cenderung responsif dan persuasif, berusaha meyakinkan korban dengan cepat. Jangan ragu untuk memverifikasi informasi yang diberikan sebelum mengambil tindakan apapun.
Modus Penipuan Phishing
Phishing merupakan modus penipuan yang memanfaatkan email atau pesan palsu yang seolah-olah berasal dari lembaga resmi. Tujuannya adalah mencuri informasi sensitif, seperti data perbankan atau akun media sosial. Waspadai email yang meminta Anda untuk mengklik tautan atau mengunduh lampiran yang mencurigakan.
Jangan pernah memberikan informasi pribadi melalui email atau pesan yang tidak Anda minta. Jika ragu, hubungi langsung lembaga terkait melalui saluran resmi untuk memverifikasi keabsahan pesan tersebut. Jangan mudah tertipu oleh tampilan email atau pesan yang tampak meyakinkan.
Selalu periksa alamat email pengirim dan URL tautan sebelum mengkliknya. Alamat email atau URL yang mencurigakan bisa menjadi indikasi penipuan phishing. Lindungi data pribadi Anda dengan selalu waspada terhadap email atau pesan yang tidak dikenal.
Modus Penipuan Jual Beli Online
Penipuan jual beli online sangat beragam. Penjual mungkin menawarkan barang palsu atau tidak mengirimkan barang setelah pembayaran. Pembeli juga bisa menjadi korban penipuan dengan mengirimkan pembayaran tetapi tidak menerima barang.
Lakukan transaksi hanya melalui platform yang terpercaya dan memiliki sistem perlindungan pembeli. Periksa reputasi penjual sebelum melakukan transaksi. Selalu minta bukti pengiriman dan nomor resi pengiriman untuk memastikan barang sudah dikirim.
Jangan pernah melakukan pembayaran di luar platform jual beli online yang terpercaya. Jika ada yang meminta Anda untuk melakukan pembayaran di luar sistem, segera waspadai dan jangan lakukan pembayaran tersebut. Lindungi diri Anda dengan selalu berhati-hati dalam setiap transaksi online.
Cara Melindungi Diri dari Penipuan Online
- Verifikasi informasi: Sebelum melakukan transaksi atau memberikan informasi pribadi, verifikasi informasi melalui saluran resmi.
- Gunakan password yang kuat: Gunakan password yang unik dan sulit ditebak untuk setiap akun online.
- Aktifkan fitur keamanan: Aktifkan fitur verifikasi dua faktor (2FA) untuk meningkatkan keamanan akun online.
- Perbarui perangkat lunak: Pastikan perangkat lunak dan sistem operasi selalu diperbarui untuk menutup celah keamanan.
- Jangan klik tautan mencurigakan: Jangan klik tautan yang tidak dikenal atau mencurigakan.
- Laporkan penipuan: Jika Anda menjadi korban penipuan, laporkan segera kepada pihak berwajib.
Jika Anda menjadi korban penipuan online, tetap tenang dan kumpulkan bukti-bukti yang diperlukan. Laporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib dan institusi terkait untuk mencegah penipuan serupa terjadi pada orang lain. Dengan kewaspadaan dan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat meminimalisir risiko menjadi korban penipuan online.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.